Home » , » Inilah 7 Lokasi Wisata Layak Dikunjungi di Medan

Inilah 7 Lokasi Wisata Layak Dikunjungi di Medan

Posted by Indonesia Geopark on Friday, January 10, 2014


Bisnis.com, MEDAN - Hari Raya Idul Fitri identik dengan berlibur bersama keluarga. Bagi pemudik yang berlebaran di Kota Medan atau Sumatra Utara, ada beberapa alternatif berlibur di dalam kota.

Selain berlibur, anggota keluarga juga bisa belajar mengenai sejarah dan budaya di Medan terutama bagi anak-anak. Berikut tujuh wisata sejarah di Medan yang berhasil dihimpun Bisnis.

 1. Istana Maimoon

Istana Maimoon atau sering disebut juga Istana Putri Hijau merupakann istana kebesaran Kerajaan Deli. Istana ini didominasi oleh warna kuning sebagai warna kebesara kerajaan Melayu.

Istana seluas 2.772 m2 ini selesai dibangun pada 25 Agustus 1888 pada masa kekuasaan Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah. Sultan Makmun adalah putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota Medan.

Istana yang terletak di Jalan Brigjend Katamso, Medan Maimun ini sejak 1946 dihuni oleh ahli waris kesultanan Deli. Pada waktu-waktu tertentu, di istana ini sering diadakan pertunjukan musik tradisional Melayu.

Biasanya, pertunjukan-pertunjukan tersebut dihelat dalam rangka memeriahkan pesta perkawinan dan kegiatan sukacita lainnya. Selain itu, dua kali dalam setahun, Sultan Deli biasanya mengadakan acara silaturahmi antar keluarga besar istana. Pada setiap malam Jumat, para keluarga sultan mengadakan acara rawatib adat (semacam wiridan keluarga).

Arsitektur bangunan merupakan perpaduan antara ciri arsitektur Moghul, Timur Tengah, Spanyol, India, Belanda dan Melayu. Pengaruh arsitektur Belanda tampak pada bentuk pintu dan jendela yang lebar dan tinggi. Namun, terdapat beberapa pintu yang menunjukkan pengaruh Spanyol.

Pengaruh Islam tampak pada keberadaaan lengkungan (arcade) pada atap. Tinggi lengkungan tersebut berkisar antara 5-8 meter. Bentuk lengkungan ini amat populer di kawasan Timur Tengah, India dan Turki.

2. Masjid Raya Medan

Masjid Al-Mashun Medan terletak di jantung kota tepatnya di Jalan Sisingamangaraja. Meski usianya lebih dari seabad (1906 - sekarang), namun bangunan dan berbagai ornamennya masih tetap utuh dan kokoh.

Peninggalan kerajaan Islam Melayu Deli hingga kini masih menjadi kebanggaan umat Islam Medan dan Sumut, bahkan menjadi salah satu keunikan sejarah Islam masyarakat Melayu di Sumatra maupun di Malaysia.

Masjid yang menjadi identitas Kota Medan ini, memang bukan sekedar bangunan antik bersejarah biasa, tetapi juga menyimpan keunikan tersendiri mulai dari gaya arsitektur, bentuk bangunan, kubah, menara, pilar utama hingga ornamen-ornamen kaligrafi yang menghiasi tiap bagian bangunan tua ini.

Masjid ini dirancang dengan perpaduan gaya arsitektur Timur Tengah, India dan Eropa abad 18.

Merupakan salah satu peninggalan Sultan Makmun Al-Rasyid Perkasa Alam yang merupakan penguasa ke-9 Kerajaan Melayu Deli yang berkuasa 1873 - 1924.

Masjid Raya Al-Mashun dibangun pada 1906 diatas lahan seluas 18.000 meter persegi. Masjid ini dapat menampung sekitar 1.500 jamaah dan digunakan pertama kali pada hari Jumat 25 Sya’ban 1329 H ( 10 September 1909).

 3. Kota Tua Medan

Ketika anda berkunjung ke Kota Medan, banyak tempat yang bisa dikunjungi, salah satunya adalah sebuah kawasan yang dipenuhi oleh bangunan-bangunan tua yang masih dipertahankan keberadaannya, yaitu Kawasan Kesawan.

Di Kawasan Kesawan yang terletak di Jalan Ahmad Yani ini, banyak ditemui bangunan yang Fasade-nya bergaya Belanda seperti yang juga ditemui di Kawasan Kota Tua di Jakarta, Semarang dan kota lainnya. Sangat khas sekali bentuknya.

Di Kesawan, ada beberapa tempat yang wajib kita kunjungi, salah satunya adalah Restoran Tip Top dan Es Krim Soda Apo. Restoran Tip Top sangat terkenal di Medan sejak jaman penjajahan Belanda.

Restoran ini sudah berdiri sejak tahun 1934 dan dulunya bernama restoran Jang Kie. Restoran Belanda ini selalu ramai dan menyediakan beragam masakan, mulai masakan Eropa, China dan Indonesia. Salah satu yang menjadi primadona-nya adalah Es Krim yang enak. Sangat cocok untuk jadi tempat ngobrol-ngobrol sore sambil melihat uniknya bangunan bangunan tua disekitarnya.

Untuk melengkapi jalan-jalan di Kesawan, anda bisa mampir ke tempat jajanan pinggir jalan, Es Krim Soda Apo. Lokasinya tidak jauh dari Restoran Tip Top. Jajanan ini terkenal di Medan karena pilihan rasanya yang unik dan bervariasi. Anda juga bisa menikmatinya sambil makan Sate Padang yang juga sangat khas rasanya.

 4. Rumah Tjong A Fie

Ketika masuk ke Kawasan Kesawan, di sebelah kanan jalan, Anda akan melihat rumah tua yang bergaya China dan didepannya terdapat gapura sebagai pintu masuknya. Ya, itu adalah Rumah Tjong A Fie, seorang pengusaha China kaya yang dulu sangat berjasa membangun kota Medan.

Rumah Tjong A Fie kini dijadikan Museum yang didalamnya banyak terekam sejarah kota Medan dan cerita sukses Tjong A Fie beserta keluarganya.

Untuk masuk kedalamnya, dikenakan biaya Rp35.000 dan Anda akan dipandu oleh guide yang tahu benar sejarah rumah Tjong A Fie tersebut. Sangat direkomendasikan buat Anda yang ingin tahu penggalan sejarah Kota Medan dan menyukai barang barang vintage, karena didalamnya anda masih bisa melihat banyak perbotan rumah yang masih tersimpan.

Rumah Tjong A Fie terbagi dalam tiga bagian, yakni ruang inti yang berada di tengah, sayap kiri dan sayap kanan. Sayap kanan sampai kini masih digunakan oleh keluarga Tjong A Fie sehingga yang dibuka untuk umum adalah bangunan utama dan sayap kiri rumah. Total ada 35 ruangan di dalam banguan seluas 4.000 meter persegi itu.

Dulu rumah sayap kanan digunakan sebagai ruangan bagi pembantu-pembantu Tjong A Fie. Adapun ruang utama digunakan Tjong A Fie dan keluarganya.

 5. Rahmat Gallery

Sebuah museum di Medan yang mengoleksi berbagai jenis awetan binatang yang terkenal adalah Rahmat Museum & Wildlife Gallery. Museum ini adalah satu-satunya museum di Asia yang memiliki koleksi hewan dari yang terbesar hingga terkecil.

Bagi Anda yang senang mengunjungi tempat-tempat bersejarah, museum ini wajib anda kunjungi. Museum ini terletak di Jalan S. Parman, tidak jauh dari Grand Swiss-Belhotel, sekitar 3 kilometer ke arah utara, anda dapat menggunakan jasa becak motor sebagai alternatif perjalanan anda, karena biayanya yang murah.

Museum ini memiliki hampir 1.000 jenis koleksi awetan binatang, mulai dari yang kecil hingga yang besar, seperti awetan badak, macan tutul, gajah, singa, kambing gunung, dan lain-lain.

Selain binatang besar, museum ini juga mengoleksi awetan binatang kecil, seperti aneka macam kumbang. Koleksinya yang terkenal adalah “African Big Five” yang terdiri dari lima satwa liar paling berbahaya dan terbesar, gajah, badak putih, banteng singa dan macan tutul.

Hewan-hewan dari museum ini diperoleh dari perburuan legal, dan beberapa dibeli dari koleksi hewan yang mati di kebun binatang di dunia. Museum ini buka dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB hari Selasa sampai Minggu. Harga tiketnya pun sangat terjangkau, hanya Rp.25.000 per orang.

6. Kampung Madras

Bila setiap kota harus memiliki sebuah landmark, maka tak diragukan lagi, kawasan ini bisa jadi menjadi landmark kota Medan. Kampung Keling atau dikenal pula dengan sebutan Kampung Madras. Banyak sejarah kota Medan terjadi di sini. Kampung ini menjadi dan bukti peradaban yang pernah terbangun pada masanya.

Medan memang diwarnai indahnya budaya berbagai etnis yang menempatinya. Tidak hanya etnis asli Indonesia, tetapi juga berbagai etnis pendatang seperti India, Tionghoa, dan Arab yang telah bermukim di Indonesia sejak berabad silam yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dengan kota ini. Kampung Keling adalah contoh konkret keindahan itu.

Selain bangunan-bangunan yang menunjukkan arsitektur khas India, di Kampung Madras juga bisa dijumpai kuliner-kuliner khas India yang sangat berbeda dengan kuliner lain di Medan.

 7. Situs Kota China

Situs Kota China peninggalan dari abad 12 sampai 16 masehi yang berada di Jalan Kota China, Kelurahan Paya Pasir, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan akan dijadikan sebagai kawasan destinasi wisata sejarah dan budaya di Kota Medan.

Karena di kawasan Kota China, Kecamatan Marelan tersebut, kata Plt Walikota Medan, Dzulmi Eldin, sangat kaya akan artefak peninggalan sejarah, sehingga bisa menjadi salah satu situs berkelas dunia.

“Pemerintah Kota Medan ingin menjadikan situs Kota China tersebut menjadi salah satu tujuan wisata sejarah dan budaya di Kota Medan,” kata Dzulmi Eldin dalam siaran pers Pemkot Medan.

Menurut Eldin, sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya merupakan kekayaan bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia yang penting artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

“Untuk itu diamanatkan, cagar budaya perlu dilestarikan dan dikelola secara tepat melalui upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan dalam rangka memajukan kebudayaan nasional,” kata Eldin.

Tingkatkan pemahaman yang sama guna menjaga dan melestarikan kawasan maupun benda-benda yang bernilai sejarah. “Jika tidak ada perhatian dari berbagai pihak, maka benda-benda bernilai sejarah itu kemungkinan besar akan punah,” ujar Eldin.

Pemkot Medan, papar Eldin, melalui Perda Nomor 2 tahun 2012 juga berusaha untuk tetap menjaga dan melestarikan kawasan dan benda-benda yang bernilai bersejarah dan kepurbakalaan. “Perda ini juga menjadi dasar dalam perencanaan pembangunan kota sebagai kota metropolitan yang tidak melupakan sejarah,” katanya.


0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.
.comment-content a {display: none;}